Minggu, 17 Januari 2021

Pelatihan Menulis Hari Ke-2

Jumat, 6 Januari 2021

Nara Sumber: Ibu Rita Wati, S. Kom.

Moderator : Sucipto Ardi

Tema : Trik Jitu Menulis Untuk Pemula

 

Assalammu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah malam ini pelatihan menulis ke-2 bersama nara sumber Ibu Rita yang akan bercerita tentang proses perjalanan menulis dan menjadi kurator, hingga sekarang menjadi nara sumber di pelatihan belajar menulis. Sedangkan moderator malam ini ditemani oleh Sucipto Ardi. Baiklah belajar menulis malam ini dimulai dengan perjalanan bu Rita sebagai penulis seperti sekarang ini merupakan materi yang mengajak para  pesesrta untuk termotivasi menulis sebagai berikut.

Ibu Rita  mengenal menulis sejak mahasiswa tahun 2001, namun ibu Rita tidak tahu mau menulis apa dan bagaimana  cara memulainya untuk kemudian mengekskusinya.  Padahal Bu Rita tertarik karena salah satu temannya seorang penulis yang telah menerbitkan buku. Ada keinginan sebenarnya yang terpendam untuk menulis.  Pada tahun 2005 keinginan bu Rita menggebu kembali, namun grup pembelajaran menulis belumlah seramai sekarang. Walaupun demikian Bu Rita sudah berhasil membuat cerpen dan novel. Namun sayang tulisan itu hanya disimpan saja. Belum ada keberanian untuk percaya diri akan hasil tulisan sendiri. Bu Rita sempat menjustifikasi dirinya tidak bisa menulis.

Pada akhirnya Bu Rita berkesempatan mengikuti belajar menulis bersama Om Jay dan menyelesaikan tugas menulis dari pertemuan 1 sampai 5. Di pertemuan ke -6 Bu Rita ingin menampilkan resume yang lebih menarik dari resume-resume sebelumnya. Dan hasilnya ternyata di luar dugaan. Resume hasil olahan sendiri lebih menarik dibaca, dan dishare oleh Om Jay. Sejak itu Bu Rita bersemangat untuk lebih banyak menulis.

Pada akhirnya selesailah 30 pertemuan dan Bu Rita mulai diajak sebagai kurator oleh ibu Kanjeng. Dan dari 3 buku antologi, Bu Rita menjadi kurator dan editor lapis pertama. Buku yang sudah dihasilkan Bu Rita yaitu 3 buku solo yang sudah terbit dan 1 buku duet dalam proses, serta 7 buku Antologi. Buku yang sudah terbit dari ibu Rita salah satunya yaitu Trik Jitu Menulis Dan Menerbitkan. Sekarang Bu Rita juga mulai aktif di You Tube.

Paparan berikutnya materi lebih jauh tentang belajar menulis yaitu sebagai berikut:

a.     Apa yang harus diperhatikan dalam menulis? yang harus diperhatikan dalam menulis yaitu

Ø  Motivasi

Ø  Menulis yang ada dipikiran, yang dikuasai.

Ø  Tuangkan ide, tunda untuk mengedit.

Ø  Latihan menulis mulai dari  100 kata, 150 kata, 3 paragraf, dan sampai pada 1000 kata perhari

Ø  Lakukan setiap pagi ketika mood

Ø  Sudah terbiasa, mulailah dengan peta konsep (untuk menjadi sebuah buku)

Ø  Join buku Antologi

Ø  Memperhatikan kaidah dasar penulisan

 

b.     Apasajakah kaidah dasar menulis? Point-pointnya yaitu

*     Penggunaan huruf besar dan kecil

*     Penggunaan tanda baca

*     Kata baku

*     Penggunaan kata yang efektif

*     Penggunaan istilah asing yang benar

*     Penggunaan kata depan, kata sambung.

Dalam pertemuan belajar menulis pertemuan ke-2 yaitu tanya jawab. Tidak semua tanya jawab akan saya resume. Beberapa pertanyaan penting yaitu dapat diambil sebagai pembelajaran kita. Diantaranya sebagai berikut:

 

Hasil tanya jawab pelatihan ke-2 yang paling berkesan yaitu

Kapan membuat peta konsep? Yaitu saat kita akan membuat sebuah buku agar tulisan lebih terarah.

Salah satu peserta bertanya tentang bagaimana agar tulisan menarik dibaca?

Yaitu   sebagai contoh jika resume dibaca dulu konsep dari narsum, kemudian dibuat kata pembuka sesuai tema. Tapi jika cerpen tergantung, kadang di mulai dengan latar, dialog, yang semuanya sesuai dengan tema.

Ada pertanyaan sebagai berikut: Apakah tulisan yang memiliki  topik berbeda-beda dapat dijadikan buku? Dan apakah setiap buku harus ada pendapat ahli sebagai daftar pustaka?

Bu Rita menjawab bahwa untuk menulis yang berbeda-beda tema dapat dibuat buku antologi/ kumpulan artikel. Dan untuk jawaban pertanyaan ke- 2 pendapat ahli diperlukan jika tulisan yang dibuat berupa karya ilmiah, jurnal, buku tentang pendidikan, artikel keseharian tidak perlu daftar pustaka

 

Ada pertanyaan baik, yaitu berapa kalimat dalam satu paragraf ? Bu Rita menjelaskan bahwa dalam satu paragraf sesuai denga aturan yaitu 1 sampai 10 kalimat, dan tidak lebih dari 7 baris.

 

Closing statemen dari ibu Rita yaitu bahwa  untuk menjadi penulis dan menerbitkan buku, ikuti saja trik dan trip dari narasumber seperti om Jay ”Menulislah Setiap Hari Dan Buktikan Apa Yang Terjadi.

 

Kata favorit dari Bu Rta yaitu   Nothing is Imposible In This World.

 

Demikian pelatihan hari ke-2 Belajar menulis hal pentinhg yang dapat saya ambil yaitu  untuk selalu menyempatkan menulis setiap hari, seperti yang dilakukan Bu Rita juga Om Jay. Setelah itu kita bisa mengumpulkannya menjadi buku antologi. Jika buku yang memiliki satu tema dibuat dulu mine mapnya.  Tuangkan ide, dan edit belakangan. Menulis harap sesuai kaidah bahasa Indonesia agar buku kita menjadi tulisan yang bermutu.

Demikian alhamdulillah resume dari saya, terimakasih bu Rita Om Jay dan Pa Cipto yang telah memberi waktunya untuk saya dan teman-teman, hingga belajar untuk memahami materi-materi yang diberikan. Terimakasih sekali lagi. Semangat untuk kita semua.

 

Waalaikumsalam Wr.Wb.

 

TN74

Sabtu, 16 Januari 2021

Pelatihan Menulis Hari Ke-1

Jumat, 4 Januari 2021

Nara Sumber: Wijaya Kusumah, M.Pd.

Tema : Menulis Setap Hari Dan Buktikan Apa yang terjadi

 

Alhamdulillah dan puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, sehingga saya dapat mengikuti pelatihan menulis bersama Om Jay dan PGRI di hari pertama ini.

Saya akan mengamati dengan baik pelatihan menulis angkatan 17 ini dan mencoba tekun agar tidak terjadi lagi keterlambatan dalam mengejar materi seperti pelatihan lalu. Jadi saya mengulang lagi dari awal. Semangat!

Om Jay kali ini memberi materi, diawali perkenalan diri, bahwasanya Om Jay adalah seorang guru di SMP Labschool Jakarta, yang letak sekolahnya sebenarnya dekat dengan tempat saya mengajar di SD Jati 05 Pagi, hemm. Om Jay juga seorang guru Bloger yang pernah memenangkang lomba Blogger loh!. Sehingga berkesempatan pergi ke Cina sebagai hadiahnya, luar biasa. Om Jay menginspirasi orang lain dengan aktivitasnya di kegiatan tulis menulis. Dan saya akhirnya berada di sini, di grup Belajar Menulis.

Okelah materi pertama yaitu tentang menulis setiap hari, Om Jay memberikan Foto buku digitalnya yang berjudul menulislah setiap hari dan buktiklan apa yang terjadi. Menurut om Jay setelah membuat blog, menulis merupakan kegiatan setiiap hari yang  wajib banginya untuk dilakukan. Mengapa Om Jay lakukan itu? Karena berbagi informasi dan pengetahuan adalah penting bagi kita, saling sharing, sangatlah membantu bagi kebutuhan pengetahuan orang=orang yang belum tahu. Menulis dapat dilakukan di waktu senggang di sela waktu. Dan menulis juga bisa dilakukan setelah kita mendapat pengetahuan baru dari buku-buku yang kita baca, atau informasi yang kita dapatkan.

Cara menuulis yaitu mengumpulkan ide yang muncul di pikiran kita sebanyak-banyaknya, baru setelah semua tersalurkan, tulisan kita baru kita edit. Jangan ragu untuk menulis karena akan melattih otak mata dan bibir yang akan bersinergi dengan tangan kita saat menulis hingga terbiasa. Bila mata otak bibir dan tangan sudah bersatu, maka akan didapatkan tulisan yang bermutu, nah tulisan yang bermutu akan menarik hati pembacanya.

Tiada hari tanpa menulis, begitu kata Om Jay, jika sehari kita menulis 1 halaman atau 1000 kata, ada berapa banyak tulisan kita dalam sebulan, dalam 1 thum, yang nantinya dapat kita wujudkan dalam bentuk buku. Semua akan terwujud jika ada komitmen dalam menulis baik dalam tema atau niat untuk menulis dan melahirkan sebuah nuku.

Om Jay menyarankan agar kita jangan membiarkan blog yang kita punya sepi dari tulisa –tulisan kreatif. Jika ada minat dan komitmen maka kreatifitas kita akan muncul. Dan kita akan mendapatkan penghasilan lebih dari buku. Menulis lah yang ada dipikiran kita, karena akan menghasilkan tulisan yang penuh makna.

Menulis, kemudian mengedit, proses editing harus dikuasai oleh penulis agar tulisan mau dibaca orang lain.  Tulislah apa yang menarik hati kita dan yang kita kuasai. Sehingga apa yang kita sampaikan lebih berbobot, bermakna, Janganlah menulis yang tidak kita kuasai.

Hilangkan rasa malas menulis dan membaca jika ingin menjadi penulis terkenal. Berlatihlah terus menulis untuk memiliki jam terbang tinggi dalam menulis. Tak ada orang yang pandai menulis selain berlatih dan berlatih.

Menulislah setiap hari sebelum tidur. Lalu buktikan yang terjadi. Menulislah setiap hari dengan hati, maka hati penulis bertemu dengan hati pembaca akan bertemu, artinya tulisan kita penuh makna.

Berkomitmenlah dalam menulis, lawan rasa malas, jika tidak sekarang kapan lagi memulainya.

 

 

 

 

 

 

Pelatihan Menulis Hari Ke-4

Senin, 11 Januari 2021

Nara Sumber: Eva Haryati Israel, S.Kom.

Tema : Menulis Buku 7 Hari, Mungkinkah?

 

Assalammu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah dapat mengikuti pelatihan ke 4, dengan narasumber Bu Eva Haryati Israel, S. Kom. Yang masih terbilang muda dari saya, membuat saya merasa terlambat melakukan sesuatu dengan cara membuat buku. Ibu Eva membawakan materi dengan tema menulis buku dalam waktu 7 hari, mungkinkah? (begitu saya menyimpulkannya), karena materi kali ini merupakan pengalaman Bu Eva menjawab tantangan menulis selama 7 hari dari Profesor Indrajit. Materi sangat   mengispirasi saya untuk segera terpacu membuat buku. Semoga. Bu Eva dapat menulis secara kilat 7 hari saja, dan itu luar biasa. Blog Bu Eva SAHABAT GURU disajikan sebagai perkenalan dan materi yang disampaikan dalam pelatihan kali ini.

Berikut materi yang disampaikan bu Eva. Bahwa kita semua bisa menulis, asalkan ada niat dan melakukan dengan sungguh-sungguh. Serta hargailah apa yang kita miliki, seperti ilmu dan pengalaman yang kita punya. Dan yakinlah kita bisa melakukannya. Tantangan menulis dalam waktu  7 hari bukannya hal yang mudah bagi Bu Eva, sebagai orang yang akrab dengan TIK pun beliau masih berpikir untuk menjawab tantangan tersebut. Namun kapan lagi kita bisa membuktikan kemampuan kita. Ibarat pecah telur bu Eva akhirnya lolos dari 21 orang yang mendaftar tantangan tersebut, dan 11 orang yang berhasil menyelesaikan tulisan, akhirnya hanya 9 orang saja yang dapat diterima tulisannya tan diedit lagi. Merupakan sesuatu yang ‘membanggakan’ dapat membuat buku, hingga memicu keinginan untuk membuat buku lagi. Tetapi yang penting adalah bagaimana kita dapat memberikan buah pikiran kita untuk menjadi pencerahan bagi orang lain. Ide-ide akan turun dengan sendirinya jika kita sudah terbiasa membuat buku.  Selanjutnya akan terasa lebih mudah bila kita sudah pernah mengalaminya (membuat buku).  Demikian materi yang dapat saya ambil dari Blog Bu Eva menurut pemahaman saya, dan dengan tulisan yang sederhana dan ringkas ini. Selanjutnya hal-hal yang dapat diambil dari sesi tanya jawab juga merupakan pelajaran penting bagi para peserta terutama saya sebagai penulis resume pelatihan ke -4.

 

Hasil tanya jawab dengan peserta pelatihan diantaranya yaitu tentang penyelesaian tulisan kita agar menjadi tulisan yang baik sementara waktu penyelesaian begitu singkat. Jadi menurut bu Eva tipsnya adalah pertama-tama kita harus menulis sampai ide-ide kita dapat tertuang, sementara tulisan masih ada yang salah ketik (typo) itu biarkan saja, nanti setelah rampung sesuai outline baru kita dapat  memperbaikinya, kalau diterbitkan sendiri. Tapi jika menggunakan penerbit mayor akan ada team editing  atau kurator, dan sebelum diterbitkan  kita diberikan Proofreading untuk kita cek lagi dari segi kebahasannya dan typonya.

Yang ke dua yaitu cara meyusun main map, 1) tentukan tema, 2) konsep sederhana, dari konsep kita bangun simpul-simpul baru yang memudahkan kita mencari refensi. Contoh judul buku Guru Penggerak, Bab 1 Filosofi Guru Penggerak, Bab 2 Peran Guru Penggerak, Bab 3 Guru Penggerak Dalam Transformasi Pendidikan. Dan dari pin-poin ini dapat kita kembangkan menjadi sub-sub tema.

Berikutnya yaitu pertanyaan tentang ISBN dan HAKI. ISBN penting sebagai pengakuan  hak cipta dari karya yang kita tulis, nomor ISBN akan menjadi identitas buku/karya kita sampai kita mati. Sedangkan HAKI adalah Hak Kekayaan Intelektual agar orang lain tidak dapat menyalahgunakan hasil karya orang lain,  baik ISBN maupun HAKI dilindungi Undang-Undang.

Berikutnya adalah tips menulis dengan baik dalam waktu singkat. Nah ini dijawab oleh Bu Eva bahwa menulislah saat kita sedang ingin menulis, contoh saat kita merasa bersyukur, dapat kita tuangkan dalam bentuk tulisan, yang nantinya orang dapat juga merasakan suasana hati dari penulis.

Bagaimana jika kita sibuk tapi ingin menulis dalam waktu singkat? Fokuslah dan benar-benar termotivasi menghasilkan karya yang kita inginkan.

Berikutnya bu Eva menjawab pertanyaan peserta, bagaimana agar menghadapi rasa menggebu-gebu dalam bercerita sehingga membuat tulisan jadi tidak beraturan. Tipsnya yaitu kita jangan sampai keluar dari outlinenya, dan bahwa semangat yang menggebu-gebu justru merupakan modal kita dalam menghasilkan karya tulis yang luar biasa.

Bagaimana membuat alur isi buku yang enak dibaca dan dicerna pembacanya? Yaitu dengan membuat peta konsep.

Dan selanjutnya bagaimana proses membuat buku dari awal sampai akhir menjadi buku? Yaitu dengan membuat main map. Bu Eva pernah mempelajari membuat main Map dari bukunya Pa Akbar Zainudin yang berjudul UKTUB

Bagaimana tips menyelesaikan tulisan dalam waktu singkat. Bu Eva menjawab, harus ada  niat dan usaha yang harus berjalan bersama, pasti jadi. Dan kunci utama yaitu mau dan fokus.

Keuntungan kita mengirim tulisan ke  penerbit mayor dijabarkan Bu Eva yaitu:, 1) kepuasan bathin, 2) kepercayaan diri, 3) keuntungan/royalti, 4) Buku terbit tanpa biaya apapun, semua ditanggung penerbit, 5) ISBN, 6) diterbitkan secara Nasional.

Buy Eva diakhir pelatihan mengatakan “Rubah motivasi menjadi aksi nyata”.

Penutup dari Bu Eva di akhir pelatihan yaitu “Mulailah bergerak, dengan bergerak pasti akan sampai pada tujuan, dari motifasi menjadi aksi nyata. Lakukan dari diri sendiri  dan selalu berbagi, dengan berbagi kita mengucap syukur  atas nikmat yang Allah berikan. Nikmat itu dijadikan berkat  bagi sesama. Insya Allah,    Allah akan membukakan  simpul ide dalam pikiran kita. Salam sukses salam sehat bersama kita bisa.

Bu Eva menutup pelatihan dengan mengucap  ”Terimakasih semuanya untuk antusisnya yang luar biasa sampai di sesi akhir. Semoga apa yang kita sharingkan malam ini berkah untuk saya dan juga menjadi inspirasi dan keberkahan untuk sahabat semuanya. Assalammu’alaikum Wr.Wb., selamat beristirahat, terimakasih Om Jay, terimakasih Mr. Bam dan Team.

Saya pun mengucap dari sini, Terimakasih Bu Eva, Terimakasih Om Jay, Terimakasih Mr. Bam dan Team. Sukses buat kita semu, aamiin. Wassalamu”alaikum Wr.Wb.

 

Jakarta, 12 Januari 2021

TN74

Pelatihan Menulis Hari Ke-3

Jumat, 8 Januari 2021

Nara Sumber: Dra. Sri Sugiatuti, M.Pd.

Tema : Menulis Dengan Kekuatan Silahturahmi

 

Alhamdulillah dapat mengikuti pelatihan menulis yang ke 3 bersama narasumber hebat Ibu Dra. Sri Sugiatuti, M.Pd., yang sering dipanggil Ibu Kanjeng. Ibu Kanjeng merupakan Pegiat Literasi Nusantara. Karir menulisnya semakin nyata di tahun 2010 saat dua bukunya dapat diterbitkan yaitu ‘Buku SPM Ujian Nasional Bahasa Inggris untuk SMK” Erlangga, dan buku antologi ”Diary Ketika Buah Hati Sakit”. Buku Keroyokan lainnya yaitu “25 /Kompasianers Merawat Indonesia” dalam rangka Hari Kartini. Dan juga buku berikutnya “Indonesia Satu”  Indie Peniti Media. Beberapa buku antologi Muara Kasih Ibu, Move On, Go To 2020. Email Bu Kanjeng yaitu astutianamudjono@gmail.com.

Mengikuti Belajar menulis bersama Om Jay dan PGRI untuk hari ke-3 paparan yang diberikan Bu Kanjeng sangat memberikan pengetahuan nyata bagi kita yang sedang mengawali karir menulis (ingin menjadi penulis), Amiin. Demikian paparan yang disampaikan Ibu Kanjeng setelah penulis resume.

Tema yang dibahas malam ini merupakan tema yang sederhana, namun sangatlah penting dalam kehidupan kita yaitu “Menulis dengan kekuatan silahturahmi”. Dengan silahturahmi kita akan lebih mudah dalam menjalankan kegiatan kita, dan itu tentu saja dapat mewujudkan tujuan kita, saya menyimpulkannya seperti itu. Tujuan kita adalah menjadi penulis yang dapat menyumbangkan buah pikiran untuk menjadi inspirasi bagi masyarakat Indonesia.

Blog Ibu Kanjeng yaitu http://www.srisugiatutipln.com kita diberi waktu untuk menjelajahi tulisan-tulisan ibu Kanjeng yang dapat memberikan motivasi dan pencerahan, dan yang utama untuk lebih mengenal bu Kanjeng. Blok Ibu Kanjeng yaitu berjudul SALAM LITERASI, berisikan berbagai tulisan diantaranya Mengenal Dunia Herbal, Diego Maradona, Allah Maha Baik, Mamas Kancil Dan Raja Singa dan masih banyak lagi tulisan hasil buah pikiran dari Ibu Kanjeng. Salah satu tulisan ibu Kanjeng yang membuat kami terenyuh tentang seorang guru yang berada di daerah terpencil Gurdasus (Guru yang berada di daerah Khusus) yang sudah seharusnya menerima buku tapi belum menerima buku.

Pada paparannya bu Kanjeng mencermai niat dan tujuan kita menulis? Apakah tujuan bapak ibu belajar di kelas ini  hanya sebagai "pemburu sertifikat " untuk kenaikan pangkat dan terlihat hebat karena berpredikat guru yang pangkatnya terus meningkat? Boleh saja punya keinginan seperti itu. Namun alangkah eloknya bila dibarengi dengan mengaplikasikan apa yang sudah dipelajari dengan bukti fisik berupa sebuah buku tunggal, atau mulai tergerak menulis di blog pribadi, blog keroyokan seperti  kompasiana, gurusiana, atau disatu komunitas yang  memiliki Web dan kita diberi kesempatan untuk meramaikan web tersebut.

Bu Kanjeng memberikan foto buku-bukunya yang berjudul WOW ENGLISH IS SO EASY KID, CATATAN KORONA BU KANJENG, THE STORIES OF WONDER WOMEN. Dan Bu Kanjeng mempersilahkan Bu Aam untuk memilih salah satu buku yang akan dibahas bagaimana proses lahirnya buku tersebut.

Seorang peserta bu Icha Vadeeva memberi respon kepada Bu Kanjeng atas niat dan tujuan belajar menulis ini sebagai berikut “Mohon maaf Bapak, tdk semua guru pemburu sertifikat dan ingin terlihat hebat karena berpredikat pangkatnya trs meningkat. Saya dari awal grup ini dibentuk oleh @Om Jay Pusdatikkom  saya sdh bergabung. Tp sy tdk memburu sertifikat. Krna sertifikat sy sdh cukup bahkan lebih. Tapi saya lbh menggali ilmunya dan mengutamakan  menyusun naskah buku, baik tunggal maupun antologi. Dan Alhamdulillah salah satu buku tunggal saya sedang masa proses penerbitan disalah satu penerbit di grup ini juga.  Sekali lagi mohon maaf, tdk semua guru pemburu sertifikat, pak🙏🏻🙏🏻🙏🏻😭” .

Ya saya pun berpendapat dalam hati, kami yang ada di sini pastinya walaupun sedikit, ada rasa tertarik untuk menulis, karena sejak dulu pun saya ingin sekali menulis, atau berbuat sesuatu untuk menuangkan buah pikiran yang sekiranya berguna bagi orang lain, mengispirasi. Kami memang tidak sekedar memburu sertifikat, lebih karena kami sejak dahulu bahkan saya suka melirik buku, namun bakat terpendam itu masih saya simpan saja. Alhamdulillah jika Bu Icha bahkan sudah membuat buku. Salut. Kalau saya masih keteter waktunya.

Oke dilanjut, ternyata Bu Aam memilih untuk membahas proses lahirnya buku Bu Kanjeng yang berjudul CATATAN MOTIVASI DAN LITERASI BU KANJENG. Bu Kanjeng sempat menanyakan alasan Bu Aam memilih buku tersebut, apakah tertarik dengan judul, cover, atau penulisnya. Dan ternyata Bu Aam tertarik dengan ketiganya.

Bu Kanjeng membuat judul dengan Rima yang sangat menarik, contoh lain judul yang menarik yaitu MENGGUGAH SEMANGAT JIWA UNTUK BERTAKWA. Nah dalam pembahasan kali ini yaitu buku CATATAN MOTIVASI DAN LITERASI BU KANJENG, tentu saja dengan adanya kata motivasi pada judul bukunya, tentu buku ini  sebagian berisi motivasi, dapat dilihat dalam daftar isinya, sesuai dengan judulnya, tidak membohongi pembacanya.  Buku ini sudah dibedah di acara YTPD di bab ke 5 khusus buku guru.

Buku ini diberi kata pengantar oleh DR. Marzuki, M.Pd., yang merupakan Widia Iswara Hebat di Indonesia yang berdomisili  dan lebih banyak memberi pelatihan di Jawa Timur. Bu Kanjeng mengenal beliau berkat silaturahmi (komunikasi),  maka dengan mudahnya setelah draft ini diberikan kata pengantar sudah muncul. Bu Kanjeng sekali lagi mengucapkan terimakasih atas kata pengantar yang beliau berikan di buku ini. Dan itulah yang menjadi salah satu alasan tema belajar menulis malam ini berjudul Menulis Dengan Kekuatan Silaturahmi, karena tanpa komunikasi, tanpa silaturahmi, kegiatan dan tujuan kita tidak akan berjalan lancar.

Buku ini merupakan kumpulan dari blog yang dimiliki bu Kanjeng, Blogspot, Wordpres,dan yang satu bentuk berbayar setahun hanya Rp 150.000,00 rupiah.

Sinopsis dari buku ini sebagai berikut. Menyajikan kalimat hebat tersebut adalah apapun yang dilakukan seseorang itu hendaknya dapat bermanfaat bagi diri sendiri, bermanfaat bagi bangsanya, dan bermanfaat bagi manusia di dunia pada umumnya, KH Dewantara. Saya menyikapinya bahwa ini suatu ungkapan Penulis yang istiqomah sebagai hamba Allah bermanfaat, serta dibutukan keberadaannya bagi orang lain. Buku berjudul catatan literasi dan motivasi bu kan, hadir atas ijinnya.Tujuan terbitnya mengabadikan tulisan, mengabadikan pengetahuan, buah pikiran, serta harapan penulis, di dunia sementara ini., semangat menulis yang menggelora di atas senja tidak mematahkan penulis untuk di usia senja. Buku ini merupakan kumpulan tulisan dari beberapa blok dengan ditambahkan referensi dan kajian yang dikuti, maka terbitlah buku ini.

Buku ini di susun kembali dengan cara sederhana dan swasunting disana sini sangatlah perlu. Janganlah merangkap sebagai penulis juga sebagai editor, berharap bisa menjadi asupan gizi para peminat buku di dunia literasi.

Geliat literasi yang kian hari bergerak dinamis membuka wawasan pembaca memiliki ketrampilan berbahasa, membaca dan menulis, penulis menyusun buku ini dengan karakter tulisan yang dimiliki,  penulis mengajak dirinya sendiri untuk berhati-hati dan menjadi manusia yang bermanfaat bagi kehidupan. Buku ini membuktikan bahwa menulis itu mudah.

 

The Stories of Wonder Women.

 

 

 

Hal yang paling saya pahami setelah menyimak ini adalah pengertian antologi dan bagaimana cara menerbitkan buku. Pengertian antologi adalah kumpulan, contoh antologi puisi  berarti kumpulan puisi. Bisa dibuat oleh satu penulis karena punya banyak puisi lalu dibukukan. Contoh : Antologi Puisi karya Chusnul Chotimah. Ciri-cirinya merupakan kumpulan dengan tema yang sama atau tema yang berbeda.

Ada pertanyaan dari Bapa Miftahul Hadi  Demak Jateng bagaimana memunculkan ide dalam penyusunan buku antologi. Untuk membuat buku antologi ada panduan, diawali dengan pengisian google form dan membuat grub, kemudian  ditentukanlah tema dalam grup,  dan kita menulis sesuai dengan tema yang disodorkan, dengan halaman yang ditentukan, dan terdiri dari pendahuluan, isi, dan penutup.

Ada  pertanyaan menarik dari Ghurrotus Bondowoso yang menanyakan cara meresume yng baik. Bu Kanjeng menjelaskan bahwa meresum yang baik adalah resume adalah ringkasan bukan kopi paste sesuai pemahaman penulis. Yang kita butuhkan, yang bisa mencerahkan orang lain, itulah yang kita tulis. Tidak perlu menuls semua tapi point-pointnya saja. Tulislah sekitar 7 paragraf.  Resume merupakan catatan untuk kita sendiri atau orang lain agar memahami apa yang kita tulis sebagai pengetahuan.

Untuk antologi yang lain bisa ditulis secara berbarengan,  istilahnya sekarang Nobar. jadi ada 1 tema ditulis lebih dari 1 orang, Yang naskahnya dikumpulkan oleh kurator, bisa lebih 25 penulis dalam 1 buku, dan bisa sampai jilid 2. Buku Antologi ini dengan tema yang sama, namun tulisan yang berbeda sesuai dengan sudut pandang masing-masing penulis dan sesuai dengan karakternya, lalu dijadikan dalam 1 buku.

Berikut ini masih berkaitan dengan pertanyaan sebelumnya, merupakan jawaban dari pertanyaan Bu Dwi dari MukoMuko Bengkulu, bagaimana menggabungkan tulisan kita dalam blog untuk menjadi sebuah buku apakah harus kita pisahkan?  yang pertama yaitu sesuaikan judulnya, kemudian kita pilih satu tema, baru kemudian dijadikan buku. Tapi semua tema bisa, namun disesuaikan judulnya contoh catatan bla bla bla, serba-serbi bla bla bla.

Tema menulis dalam  blok antara satra dan non sastra. Jika sastra misalnya puisi, cerpen (dengan diksi yang sangat memikat), sedangkan penulisan non sastra adalah lebih kepada story telling (pengalaman), seperti buku-bukunya Om Jay, dari sesuatu yang dilihat, dari sesuatu yang dibaca.

Syarat membuat buku yang ditanyakan bu Herni Sunarya, Bu Kanjeng menjelaskan, bahwa ketika memulai menulis kita boleh dengan kertas ukuran A4 yang kemudian diubah ke A5 ukuran  14 X 21, dan untuk jumlah halaman, kalau buku ISBN minimal 75 halaman.  Dan jawaban pertanyaan ke 2 bagaimana agar tulisan kita menarik, dapat dilihat google trend, sesuai dengan kebutuhan, atau buku pandemi, atau pun buku yang disebut dengan evergreen seperti parenting, motivasi, novel, intinya sesuai dengan kebutuhan jaman. Untuk tulisan menarik kiatnya kita rajin membaca, baru dapat menulis dengan baik dan menarik orang untuk membacanya.

Hal yang paling penting dalam sesi tanya jawab adalah mengenai jawaban dari pertanyaan Saudara  Heri mengenai naskah yang akan dikirim ke penerbit, apakah sudah mengikuti tempale penerbit atau berupa naskah word saja. Bu Kanjeng menerangkan bahwa dalam mengirim buku dapat diterima dalam bentuk draft berupa kertas ukuran A4 Word, asalkan telah lengkap berupa judul, daftar isi, naskah, daftar pustaka, profil penulis.

Saya berharap setelah menyimak buatlah resume yang sesuai dengan penerimaan bapak ibu.

TN 74